Contact : WA 089653002233 | Instagram : @rhyfhad


KLIK PLAY MUSIK

Minggu, 19 Februari 2017

MELEPASMU II (Versi Pria)




                Walau perih hati yang kurasakan tanpa ada cintamu lagi di sisiku aku tetap mencoba pergi mengarungi jalan takdirku sendiri. Semua tentang khayalanmu yang ingin mempunyai rumah mewah, tentang harapanmu yang ingin menjadi ibu dan keinginanmu menjadikanku seorang ayah dari sepasang anak kembar yang sangat kamu inginkan, juga tentang khayalan gila mu yang ingin mengelilingi indahnya negeri ini berdua denganku kini hanya menjadi sebuah mimpi, angan dan harapan yang kita rangkai bersama.

                Dalam gelisah hati yang kurasa saat itu sering aku bertanya dalam hati tentang perasaanku yang sedih tanpa aku ketahui sebabnya. Betul yang kurasa tentang kesedihanku saat itu, telah berakhir semua kenyataan tentang dirimu, aku mengetahui semua tentang perjodohanmu sebelum kamu mengatakannya padaku. Besar harapan kedua orangtuamu untuk melihatmu bahagia bersamanya, aku pun mengerti harapan mereka disaat mengatakan semuanya kepadaku. Aku hanya bisa menuruti demi kebahagiaan kamu dan keluargamu meskipun harus menahan kesedihan dan air mata.

                Harus aku akui ini semua salah ku yang memilih untuk hadir di hidupmu. Seakan tak percaya kenyataan ini, aku merasakan baru saja beberapa hari yang lalu kita bersama merangkai khayal bersama. Setelah mengetahui semua ini aku berharap setelah hari ini aku terbangun dan aku berharap ini bukanlah sebuah kenyataan. Aku pun berharap jika ini adalah sebuah kenyataan aku tak ingin terbangun lagi dari tidurku di malam ini.

                Aku mencoba memilih untuk diam tak mengatakan apapun padamu walaupun kamu terkadang marah dengan sikapku yang tidak begitu ceria dari sebelumnya. Beberapa hari berlalu aku mencoba mencari tau siapa dia yang akan menjadi orang yang membuat khayalanmu menjadi nyata. Aku tak ingin dia lebih buruk dari apa yang kamu benci dariku, aku tak ingin dia menyakitimu disaat aku tak ada lagi bersamamu, yang aku inginkan dia lebih baik dari apa yang kamu sukai tentangku, aku ingin dia selalu bisa membuatmu ceria, selalu bisa menuruti permintaanmu yang tidak masuk akal dan aku ingin dia membuat semua harapanmu menjadi sebuah kenyataan dan juga bisa membuatmu bahagia.

                Beberapa hari sebelum hari pernikahanmu aku bertemu dengannya berkat bantuan kakak iparmu. Kami bercerita cukup lama, dia memperkenalkan dirinya dengan ramah. Dia bertanya padaku tentang bagaimana dirimu, dengan semua yang aku ketahui tentangmu ku ceritakan padanya. Aku mengatakan padanya jika kamu adalah orang yang keras kepala, takkan pernah berhenti meminta dan mengingatkan jika yang diinginkan belum dikabulkan, kamu suka makan meskipun setelah makan selalu merasa bersalah karena selalu berjanji pada cermin untuk memiliki tubuh ideal, aku juga berkata jika kamu ingin menjadi seorang ibu mempunyai sepasang anak kembar dan ingin menikmati indahnya negeri ini bersama ayah dari anak anak mu nanti. Tampaknya dia begitu serius menyimak ceritaku sampai dia tersenyum tulus untuk menantikan perkataanku selanjutnya.

                Aku merasa sedikit legah bertemu dengan dia yang kelihatannya begitu dewasa dan bijak serta berkecukupan untukmu dan masa depanmu. Pada awalnya aku berjanji pada ego ku untuk menyakitinya secara fisik jika suatu saat bertemu dengannya namun entah mengapa aku lebih memilih untuk berusaha rela melepasmu bersamanya walau hati ini tak pernah bisa mampu menerima kenyataan.

                Disaat yang sama dia tersenyum dan memintaku untuk menghadiri pernikahanmu. Sekejap aku merasa marah padanya namun dia berkata

“jika kamu mencintainya datanglah bertemu dengannya, hapus air mata kesedihannya, meskipun dia bukanlah takdirmu namun kamu masih bisa melihat dan mendengar kabarnya, janganlah hidup dalam penyesalan seperti diriku ini, aku pernah menemukan takdir hidupku namun dia juga pergi meninggalkanku bukan sementara namun selamanya, kabar, wajah, suara, senyum dan air mata nya takkan pernah bisa aku dapatkan lagi, dia juga punya harapan yang ingin aku kabulkan tapi aku juga tak ingin dia bersedih tidak merasa tenang menungguku disana.”

                Setelah pertemuan dan percakapan itu aku berjanji akan menghadiri pernikahanmu walau harus menanggung malu dan kesedihan aku akan menemuimu menghapus air mata kesedihanmu dan aku berjanji akan tersenyum untukmu demi melepasmu bahagia bersamanya.

FLASH BACK : Seorang Pria (dia) yang ingin dijodohkan dengan wanita dalam cerita ini adalah orang yang ada di kisah AKU MENGERTI KARENA AKU MERASAKANNYA (Baca dan Klik Disini)


MELEPASMU I (Versi Wanita)



Harus aku akui rasa cinta ini begitu dalam padamu, meskipun kini isi hatiku telah menjadi miliknya namun kau tetap tersimpan di ingatan ini. Dosa kah aku yang berharap kau kembali? Meski ku tau takkan mungkin terjadi. Aku ingin melupakan semua kenangan dan cinta namun aku tak kuasa, ingin kulupakan wajahmu, ingin ku hindari bayangmu tapi mengapa selalu tetap teringat dirimu walaupun sudah ada pengganti dirimu disini.

Seringkali aku kecewa dengan diriku sendiri yang selalu mencoba merasa memiliki cinta bersamanya. Kadang aku berpikir apalah arti hidup ini bila hanya berteman mimpi namun sesekali aku menyadarkan diri untuk tidak menyesali walau perih luka ini. Harus ku katakan yang ku inginkan hanyalah kesetiaan diatas segalanya.

Kita tak bisa bersama bukan karena salahmu bukan pula karena inginku melainkan keegoisan mereka (orangtua) yang saling menjanjikan perjodohan di masa lalu. Hingga membuat berakhir semua kenangan yang tersusun. Kamu yang selama ini menemani hari-hari dan kebodohanku tak akan lagi mampu ku dekati, kamu yang meneduhkanku disaat panas yang melindungiku dari hujan, kamu yang selalu pasrah dan mengalah dari keinginan kita yang berbeda,  kamu yang selama ini telah memberikan kesungguhan cinta kini semakin hari menjauh hilang bagai tertelan langit.

Hubungan yang kita jaga dari berbagai prasangka kini hilang bagai tak berbekas. Cintaku yang putih hanya untukmu yang ku anggap takkan pernah berakhir hingga habis nafasku ternyata hanya sebuah kata yang terucap dalam hati.

Seiring berjalannya hari aku mulai merasakan dan menyadari putaran waktu telah merubah takdir hidupku begitupula dengan rantai asmara yang kurasakan. Kamu yang ku inginkan perlahan pergi bersama kenangan sedangkan dia yang selalu ada menjadi yang aku butuhkan meski aku tak pernah menginginkannya.

Relakah dirimu selama ini yang melepasku hidup bersamanya? Katakan padaku meski tak berucap, beri aku isyarat tentang apa yang kamu inginkan. Masih teringat jelas di hari (pernikahanku) itu, seketika keheningan terjadi di dalam ruangan ketika dirimu hadir berjalan menuju ke arahku. Disaat aku meminta maaf meneteskan air mata di pelukanmu disaat yang sama aku meminta izinmu untuk melepasku hidup bersamanya. Kamu tak pernah berucap kata, kamu hanya mengeluarkan air mata kesedihan sambil memelukku erat. Sekejap keheningan menjadi kesedihan bagi sebagian orang yang menyaksikan. Mungkin saat itu terakhir kali aku bisa merasakan tanganmu menghapus air mataku, sambil tersenyum menatapku tanpa berucap kata kamu berbalik pergi menjauh dan hilang dari pandanganku.

Aku berharap air mata dan senyuman itu sebuah kerelaan mu demi kebahagiaan dan masa depanku dan aku pun berharap kelak suatu saat kamu bisa menemukan seseorang yang lebih dari apa yang aku miliki. Semoga kita bisa saling melupakan meskipun kenyataannya sulit dan semoga hubungan kita tidak berakhir dalam kebencian meskipun luka ini abadi.

Bersambung Ke Bagian II... (Klik dan Baca Disini)