Contact : WA 089653002233 | Instagram : @rhyfhad


KLIK PLAY MUSIK

Senin, 26 Februari 2018

LOVE DIFFERENT RELIGION (Cinta Beda Agama) Bagian 1


             
            Sungguh tak pernah ku sangka dari mana arahnya perasaan ini datang menghampiriku. Bagaikan rejeki dari arah yang tak disangka-sangka yang dikirimkan tuhan kepadaku. Aku percaya bahwa Allah SWT tidak pernah ingkar atas apa janji dan rencana yang telah ia tetapkan pada hambanya. Begitu pula tentang perasaan Cinta hambanya kepada sesama makhluk ciptaannya.
            
                     Katanya mustahil untuk kita bisa bersama karena katanya cinta beda agama itu haram. Aku berani bersumpah jika perasaanku ini mengartikan rasa suka kepada Raline. Jujur aku mencintainya bahkan aku juga bisa mengetahui dengan jelas perasaannya kepadaku. Kami saling mencintai dalam diam, memendam rasa dalam tawa dan saling menyayangi dengan batas. Batas yang dinamakan Agama. Dalam hati kami selalu bertanya mengapa tuhan menciptakan perbedaan kalau memang itu haram?
       
                Dari awal masuk kuliah disaat pertemuan pertama dengan beberapa teman-teman baru yang berasal dari berbagai suku dan agama aku merasa jika salah satu dari teman wanita ada yang menarik perhatianku karena tatapan dan senyumannya. Sesekali kami saling menatap tanpa sengaja meskipun hanya beberapa detik namun disaat dia menyadari terkadang dia tersenyum malu bahkan beberapa kali senyumannya langsung mengarah kepadaku.

            Tak butuh waktu lama untuk bisa mengetahui nama dan asal usul nya. Aku mengetahui beberapa hal tentang Raline karena beberapa kali aku selalu dipertemukan di kelompok yang sama dengannya bahkan seringkali kami ditunjuk berpasangan untuk mewakili kelompok bahkan mewakili beberapa teman-teman. Sejak saat itu aku akrab dengannya tak jarang kami saling menghubungi hanya sekedar bercanda dan saling curhat melalui media sosial. Namun sekali lagi kami hanya bisa memendam rasa yang tak terucap. Kami saling mengetahui rasa namun malu saling berucap itu karena kami berbeda keyakinan.

                Disaat aku membaca Al Quran terkadang aku teringat akan dirimu disana yang membaca Al Kitab. Disaat ku langkahkan kaki ku menuju Masjid aku pun teringat akan langkahmu  menuju Gereja. Disini tangan ini menggenggam tasbih dan disana kamu mengenakan kalung salib. Disaat kamu melantunkan pujian aku tak hentinya berucap Shalawat. Disaat kamu menggenggam tanganmu untuk berdoa disini aku juga mengangkat kedua tanganku untuk berdoa. Aku berdoa kepada tuhan untuk merubah takdir yang telah dituliskannya padaku walaupun aku mengetahui jika semua ini takkan merubah apapun.

               Aku selalu berharap kita bisa bersatu karena cinta namun kenyataannya tidak. Kita bisa  bertemu karena cinta dan takdir namun cinta dan takdir ini tak dapat membuat kita bersatu. Mengapa kita hanya bisa bertemu namun tak bisa menyatu? Mengapa Agama menjadi sekat diantara dua orang yang cintanya begitu melekat? Aku pernah berpikir bahwa Jodoh itu tuhan yg atur bukan Agama. Meskipun orang berkata untukmu Agama mu dan untuk ku Agama ku tapi aku yakin perasaan kita satu.

      Kita saling mendoakan meskpun tak bisa dipertemukan oleh tuhan. Apa yang bisa kita lakukan sekarang? Kita juga tak dapat memaksakan keinginan apalagi menuruti nafsu. Apakah kita harus jatuh pada pilihan berhenti? Aku tak pernah mengetahui jawaban beberapa pertanyan yang selalu menghantui pikiranku.

     Aku tak pernah peduli entah bagaimana akhir dari semua ini, aku tak bisa mengetahui apakah kamu adalah jodohku atau bukan namun bagiku yang terpenting untuk saat ini kamulah yang aku perjuangkan. Meskipun kamu tahu jika hubungan ini tiada kepastian namun kamu tetap selalu berada di sampingku menemaniku dalam diam dan tawa.

      Aku percaya tuhan pasti akan menunjukkan jalan dan rencananya yang lebih indah pada kita. Mintalah aku pada tuhanmu sebagaimana aku memintamu pada tuhanku dalam doaku. Meskipun doa kita berbeda tapi yakinlah kita akan dipertemukan pada Amin yang sama. 

Iini kisah Fiktif yang mungkin saja nyata bagi sebagian orang, Bersambung... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar